sebuah pertanyaan absurd terlontar dari teman saya, tiba tiba dan sempat membuat saya bingung. jadi siang kemarin saya chatting dengan teman saya di jepang. dia bertanya "apa cita-cita kamu?" agak aneh ya di umur hampir seperempat abad ini ditanya cita-cita. jawaban saya pun tak kalah aneh, bahkan terdengar polos, saya menjawab "pengen jadi ibu". simpel dan kadang orang menganggap remeh, karena jadi ibu tidak ada income dan jenjang karir seperti profesi-profesi lainnya. tapi memang itu sepertinya yang saya cita-citakan dari dulu, lebih dari apapun.
saya pun berkata pada dia, kalau bertanya tentang cita-cita jangan tanya saya, karena saya bukanlah pemimpi dan orang yang ambisius. hidup saya terlalu mengikuti arus, dan apa adanya. saya sebenarnya iri dengan orang-orang yang punya mimpi dan bersungguh-sungguh untuk menggapainya. orang-orang yang seperti itu sepengamatan saya akan menjadi sukses. tapi di sini lain saya beruntung karena dengan sifat saya yang seperti ini saya jarang sekali mengalami stres. karena tidak ada pencapaian target yang harus saya kejar dan tidak membuat saya kecewa, stres, atau "down" ketika saya tidak bisa mencapainya.
pertanyaan lain terlontar dari teman saya itu "apa yang membuat kamu gak stres?". ya itu tadi, karena saya tidak memiliki target yang harus dikejar, maka saya tidak punya ekspektasi apapun. saya selalu bersyukur dengan apa yang sudah saya punya sekarang. ibu saya pernah bilang, saya ini adalah anak yang bermodalkan nasib baik. dengan kecerdasan dan tingkat kemalasan yang saya punya saya bisa masuk sekolah yang paling bagus di bandung, diberi bonus saya lulus pula dari sana. bonusnya gak sampe situ, tapi saya juga lulus seleksi tingkat nasional untuk masuk ke perguruan tinggi negeri yang pesertanya banyaaaaaak banget. alhamdulillahnya lagi di saat teman-teman saya sedang galau mencari kerja, berkutat dengan skripsi, dan juga galau mengenai pasangan hidup, saya disodori seseorang yang siap menikah dan alhamdulillah mapan, yang sekarang menjadi suami saya. beruntung banget kan saya??
bohong kalau saya gak iri liat teman-teman saya sukses bekerja menjadi wanita karir, atau ada yang sekolah lagi bahkan ada yang keluar negri.. tapi saya harus bersyukur dengan apa yang saya miliki sekarang. komunikasi dengan keluarga sangat baik walau terpisah jarak jauh, suami yang menerima saya apa adanya dan super sabar menghadapi saya, kehidupan yang membahagiakan, saya tidak harus berpuasa daud untuk menghemat uang belanja. mungkin ini yang membuat saya tidak stres dan saya bahagia dengan kehidupan saya.. sejauh ini saya menerima apa yang Tuhan beri ke saya, semoga selamanya demikian. saya yakin, Tuhan saya tau apa yang saya butuhkan, jadi Allah pasti akan memberikan yang terbaik untuk saya.. Alhamdulillah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar