mari kita kembali mengingat beberapa bulan ke belakang.. dimana cerita ini bermula.. cerita kamu dan saya..
kisaran awal april kira-kira usai saya menghadiri salah satu resepsi pernikahan teman saya dan kamu, ada pesan yang masuk ke ponsel saya.. saat itu saya sedang ada jadwal kunjungan dokter.. pesan itu berisikan tentang pertanyaan kesiapan saya untuk menikah.. saya jawab setelah saya selesai mengunjungi dokter dan tiba di rumah.. kala itu saya menjawab, 'saya siap insyaAllah, namun saya harus meminta ijin ayah dahulu'.. saya menjawb itu tanpa tahu siapa pria yang akan dijodohkan dengan saya..
lalu saya tau ternyata itu kamu, dan kamu juga tahu ternyata wanita yang dipilihkan itu saya.. maka kisah ini pun bermulai.. pertemuan awal setelah saat itu sangatlah canggung.. saya ingat sekali, waktu itu kita akan melakukan perjalanan ke pangandaran menghadiri pernikahan sahabatmu, seniorku. subuh itu saya dijemput di depan kampus, kamu duduk di depan di sebelah kursi kemudi.. saat itu canggung sekali rasanya, tapi saya selalu teringat pesan teh nisa.. 'yu, nanti kalo ketemu ayu duluan yang harus mencairkan suasana ya'
saya yang biasanya kalau bertemu kamu santai dan bercanda, saat itu saya mati kutu. mencoba bercanda tapi yang ada hanyalah "krik-krik momen".. tapi perjalanan mesti panjang, untung saja semua berjalan normal, paling tidak normal di mata teman teman yang lain..
lalu pertemuan kedua adalah bulan berikutnya,tepatnya tanggal 8 mei, bertempat di rumah teh nisa.. salah satu teman kamu dan saya, "jembatan" tepatnya.. saya gugup hari itu, bingung akan membicarakan apa, bertanya tentang apa. karena sesungguhnya saya sudah mengenal kamu walau tidak sebaik teman teman saya mengenal kamu.. tapi saya juga tidak berekspektasi berlebihan tentang kamu nanti, sehingga saya pun tidak terlalu penasaran tentang hal pribadi kamu.. (hahaha.. maaf kesannya saya gak peduli banget ya..) saat itu saya hanya membawa seporsi baso instan yang saya beli di supermarket, sedangkan kamu membawa banyak buah dan coklat untuk saya.. maafkan yaaaa, saya bingung mau bawa apa saat itu :p.. canggung itu masih ada, namun itu berangsur hilang saat kita berbicara santai ketika perjalanan pulang.. saya bercerita tentang pekerjaan baru saya lalu memamerkan gigi palsu baru saya ke kamu.. ya Tuhan, saya tidak waras saat itu sepertinya. mana ada seorang gadis memamerkan hal memalukan seperti gigi palsu ke bakal calon suaminya. tapi kamu tetap menerima, ah terimakasih ya :)
bulan berikutnya harusnya kita dijadwalkan bertemu lagi,tanggal 5 juni. tapi ternyata Tuhan menginginkan kita bertemu lebih cepat dan menginginkan sebuah kompromi antara kita berdua.. kamu ternyata harus pindah ke pulau sebrang, dan saya harus mengerti semua kondisi itu. lalu saya dan kamu memikirkan ulang bagaimana keberlanjutan ini. lalu kehidupan setelah pernikahan nanti kalau memang kita berjodoh. apakah saya akan ikut dia, atau berpisah. saya sebenarnya sudah punya keputusan, saya akan mengikuti suami saya kelak dimanapun dia tinggal, tapi orang tua saya pasti akan keberatan. orang tua pasti ingin selalu dekat dengan anak-anaknya, cucunya. kompromi ini berlangsung singkat antara saya dan kamu, hanya kurang dari 1jam. tapi kompromi saya dan batin saya cukup panjang. bukan karena enggan, melainkan saya khawatir jika jauh dari orang tua nanti saya tidak bisa mengurus diri sendiri,kamu,dan keluarga. saya hanya takut saya belum siap nanti, itu saja.
tapi waktu ternyata membuat semuanya menjadi semakin baik.. saya lambat laun menjadi siap menghadapi hidup di tempat asing. mulai merancang apa yang akan saya lakukan di sana. dan semakin hari saya semakin banyak tahu tentang kamu. waktu mengajarkan saya banyak hal, tentang hidup, tentang kamu..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar