Laman

Rabu, 15 Mei 2013

stress!

menginjak setahun di usia pernikahan saya, kontrol terhadap stress saya melemah sekali. jika dulu saya bisa tidak menampakkan atau bahkan tidak merasakan stress, sekarang justru saya mudah sekali stress. pemicunya banyak hal, salah satunya lingkungan. beruntung saya memiliki suami yang selalu sabar menghadapi sikap "tak terduga" saya jika stress melanda.

berkali-kali saya mencoba menangkis semua perkataan negatif dari lingkungan sekitar, awalnya berhasil membuat saya tidak terlalu memikirkan. tapi lama-kelamaan pertahanan saya sepertinya roboh. puncaknya beberapa waktu lalu, kebetulan keluarga saya sedang ditimpa musibah. sedang diambil nikmat sehatnya. secara berurutan keponakan, adik, nenek, serta ibu saya masuk rumah sakit. rasanya saya ingin sekali pulang ke rumah, memeluk mereka satu-persatu. menyalurkan serta meminta kekuatan kepada mereka. tapi kondisinya saat itu tidak memungkinkan karena cuti suami saya sudah habis, suami saya sebenarnya tidak keberatan jika harus ditinggal, tapi saya tahu ini hanya akan menambah beban pikiran saya jika harus meninggalkan dia sendiri dalam jangka waktu yang lama. akhirnya saya harus memendam semua perasaan ingin pulang saya dan segala pikiran saya. ditambah ketika saya sedang "cooling down", lagi-lagi saya "dihantam" dengan pertanyaan mengenai anak oleh beberapa orang. ah, rasanya saya sekarang ingin mengubur diri saja. tidak bertemu sesiapapun, berinteraksi hanya dengan dinding, diri sendiri, dan Tuhan.

suami saya pun menyadari perubahan sikap saya, terpikirkan oleh dia bahwa saya sedang bosan berada di rumah karena tidak ada hiburan sama sekali. kebetulan pekan lalu tv di rumah kami tersambar petir, jadi saya tidak bisa menonton tv. beberapa usaha dilakukan suami untuk menghibur saya, mengajak saya jalan-jalan, memanjakan saya, atau sekedar memberikan perhatian kepada saya di sela-sela kesibukan dia. sungguh beruntung saya memiliki suami seperti akang. di saat dia pun sedang disibukkan dengan banyak pekerjaan yang seringkali membuat dia stress, akang tetap memastikan saya merasa nyaman.

harusnya saya malu dengan suami saya, mungkin pikiran dan perasaan yang membuat stress ini tidaklah seberapa dengan persoalan yang suami saya hadapi setiap harinya. harusnya saya bisa lebih mengontrol semua ini.. semoga saya dan suami selalu diberikan kekuatan. dan semoga kedepannya kami tidak lagi diberikan cobaan-cobaan di luar kuasa kami.. :)